Minggu, 06 Mei 2012

Tata cara pembayaran dengan L/C

Tata cara pembayaran dengan L/C

  1. Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka suatu L/C untuk dan atas nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak sebagai opener. Bila importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor, maka bank melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan pembukaan L/C atas nama importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai opening/issuing bank. Pembukaan L/C ini dilakukan melalui salah satu koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank yang bertindak sebagai perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau notifiying bank. Advising bank memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima L/C disebut beneficiary.
  2. Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir akan mendapatkan bill of lading.
  3. Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan pembayaran. Paying bank kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka mendapatkan bill of lading tersebut dari eksportir. Bill of lading tersebut kemudian diberikan kepada Importir.
  4. Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barang yang dikirimkan oleh eksportir.


Indonesia-AS Bahas Hubungan Bilateral



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat dapat terus dipertahankan dan meningkat.

Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono saat menerima Menteri Pertahanan AS Leon Panetta di Nusa Dua, Bali.
“Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama bilateral (kedua negara),” kata Presiden di awal pertemuan tertutup yang berlangsung lebih kurang 45 menit itu. Sementara itu Panetta memuji keindahan Pulau Dewata dan menyampaikan apresiasinya atas keramahan budaya setempat. Menko Polhukam Djoko Suyanto
seusai pertemuan menjelaskan bahwa pertemuan itu membahas peningkatan kerjasama kedua negara. Djoko mengatakan bahwa Panetta selaku menhan baru AS menyatakan keinginannya untuk tetap menjalin kerja sama dengan negara-negara ASEAN. ”Tetap bahwa Indonesia dan ASEAN,” ujarnya seraya mengatakan bahwa Indonesia dan AS memiliki sejarah panjang kerjasama bilateral antara lain di bidang maritim dan kontra terorisme. Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu adalah Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal. Pada Minggu sore (23/10), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panetta telah melakukan pertemuan di sela-sela ASEAN Defence Ministerial Meeting untuk membahas kerja sama bidang militer. Menurut Purnomo dalam pertemuan itu pemerintah Amerika Serikat menyatakan komitmennya untuk menyediakan alat utama sistem senjata (Alutsista) bagi Indonesia. Namun ia mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui jenis alutsista yang akan diberikan kepada Indonesia.
Selain itu, kata Purnomo, pemerintah Amerika Serikat juga mendukung pembentukan ASEAN Security Community yang akan diwujudkan pada 2015. ”Indonesia juga berencana mengembangkan keamanan maritim karena dua per tiga wilayah Indoneisa adalah lautan,” katanya. Purnomo mengatakan, saat ini Amerika juga sudah membantu dengan pemasangan sistem radar di Selat Malaka, dan akan dikembangkan di selat Sulawesi. Sementara itu Kepala Negara melakukan kunjungan kerja selama empat hari di Bali, 21-24 Oktober, guna antara lain membuka ASEAN Fair.