Tata cara pembayaran dengan L/C
- Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka suatu
L/C untuk dan atas nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak
sebagai opener. Bila importir sudah memenuhi ketentuan yang
berlaku untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor, maka bank
melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan
pembukaan L/C atas nama importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai opening/issuing bank.
Pembukaan L/C ini dilakukan melalui salah satu koresponden bank di luar
negeri. Koresponden bank yang bertindak sebagai perantara kedua ini
disebut sebagai advising bank atau notifiying bank. Advising bank memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima L/C disebut beneficiary.
- Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir akan mendapatkan bill of lading.
- Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan pembayaran. Paying bank
kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka mendapatkan bill of
lading tersebut dari eksportir. Bill of lading tersebut kemudian
diberikan kepada Importir.
- Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barang yang dikirimkan oleh eksportir.
Indonesia-AS Bahas Hubungan Bilateral
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap hubungan bilateral
Indonesia dan Amerika Serikat dapat terus dipertahankan dan meningkat.
Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono saat menerima Menteri Pertahanan AS Leon Panetta di Nusa Dua, Bali.
“Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama bilateral (kedua negara),”
kata Presiden di awal pertemuan tertutup yang berlangsung lebih kurang
45 menit itu. Sementara itu Panetta memuji keindahan Pulau Dewata dan
menyampaikan apresiasinya atas keramahan budaya setempat. Menko Polhukam
Djoko Suyanto
seusai pertemuan menjelaskan bahwa
pertemuan itu membahas peningkatan kerjasama kedua negara. Djoko
mengatakan bahwa Panetta selaku menhan baru AS menyatakan keinginannya
untuk tetap menjalin kerja sama dengan negara-negara ASEAN. ”Tetap bahwa
Indonesia dan ASEAN,” ujarnya seraya mengatakan bahwa Indonesia dan AS
memiliki sejarah panjang kerjasama bilateral antara lain di bidang
maritim dan kontra terorisme. Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan
itu adalah Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara
Sudi Silalahi dan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal. Pada Minggu
sore (23/10), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panetta telah
melakukan pertemuan di sela-sela ASEAN Defence Ministerial Meeting untuk
membahas kerja sama bidang militer. Menurut Purnomo dalam pertemuan itu
pemerintah Amerika Serikat menyatakan komitmennya untuk menyediakan
alat utama sistem senjata (Alutsista) bagi Indonesia. Namun ia
mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui jenis alutsista yang akan
diberikan kepada Indonesia.
Selain itu, kata Purnomo, pemerintah Amerika Serikat juga mendukung
pembentukan ASEAN Security Community yang akan diwujudkan pada
2015. ”Indonesia juga berencana mengembangkan keamanan maritim karena
dua per tiga wilayah Indoneisa adalah lautan,” katanya. Purnomo
mengatakan, saat ini Amerika juga sudah membantu dengan pemasangan
sistem radar di Selat Malaka, dan akan dikembangkan di selat
Sulawesi. Sementara itu Kepala Negara melakukan kunjungan kerja selama
empat hari di Bali, 21-24 Oktober, guna antara lain membuka ASEAN Fair.